Logo Passei Direto
Material
Study with thousands of resources!

Text Material Preview

Evolusi Audio dan Audio Visual – Maret 2019 
 
 
Evolusi Audio dan Audio Visual 
Erga Kandly Panginan 
Pendidikan Pascasarjana Ilmu Komunikasi 
Univesitas Pelita Harapan 
ek80019@student.uph.edu; ergakandly@gmail.com 
 
 
Abstract 
The development of technology has an impact on various sectors, one of which is in the 
music and film industry. Having completed the era of digitalization that has moved the industry 
to also move towards the era of digitalization that produces digital libraries such as Spotify or 
Netflix. The presence of this technology changes the people who previously access music or films 
based on schedules that can be accessed anywhere and anytime. 
Keywords: Audio Evolution, Audio Visual Evolution. 
 
Abstrak 
 Berkembangnya teknologi berdampak pada berbagai sektor salah satunya dalam industri 
musik dan perfilman. Adanya tuntuan era digitalisasi seolah memaksa industri untuk juga 
bergerak menuju era digitalisasi sehingga menghasilkan perpustakaan digital seperti Spotify 
ataupun Netflix. Kehadiran teknologi ini mengubah perilaku masyarakat yang sebelumnya 
mengakses musik ataupun film berdasarkan jadwal menjadi berdasarkan konten yang dapat 
diakses di mana saja dan kapan saja. 
 
Kata Kunci: Evolusi Audio, Evolusi Audio Visual. 
 
mailto:ek80019@student.uph.edu
mailto:ergakandly@gmail.com
Evolusi Audio dan Audio Visual – Maret 2019 
 
Latar Belakang 
Seiring berkembangnya zaman, perkembangan teknologi pun semakin canggih dan 
memberikan banyak manfaat dalam kemajuan hidup manusia dari berbagai aspek. Dengan 
kehadiran teknologi diharapkan mampu menjawab segala bentuk permasalahan yang dialami 
oleh manusia dan membuat kehidupan manusia menjadi lebih praktis. Perkembangan teknologi 
ini kemudian memasuki setiap aspek dalam kehidupan manusia seperti cara manusia dalam 
berkomunikasi, cara membaca bahkan hingga cara mengkonsumsi musik. Sebelumnya manusia 
dapat mendengarkan alunan musik kesukaannya hanya dari pembelian piring hitam atau kaset 
untuk radio, CD tape hingga menghadiri konsernya secara langsung. Namun dengan kehadiran 
teknologi, cara masyarakat untuk menikmati musik menghadirkan alternatif lain seperti adanya 
penyediaan musik yang berbasis pada jaringan nirkabel atau melalui internet. Saat ini masyarakat 
dapat dimanjakan oleh alunan lagu kesukaan hanya dengan sentuhan jari saja dengan 
menggunakan ponsel pintar (Arditi, 2017). 
Perumusan Masalah 
1. Bagaimana proses dari evolusi audio? 
2. Bagaimana proses dari evolusi audio visual? 
3. Apa saja dampak dari evolusi audio dan audio visual? 
 
Literatur Review 
Kehadiran teknologi merubah cara masyarakat menikmati musik dengan kehadrian 
platform seperti Spotify, iTunes ataupun JOOX. Ibarat dua sisi mata uang, adanya kehadiran 
perpustakaan musik tersebut ditentang oleh beberapa label rekaman besar dan Recording 
Industry Association of America (RIAA) karena dianggap dapat menghancurkan dunia musik 
rekaman, disisi lain dapat menguntungkan penyayi atau pembuat konten karena dapat 
mendapatkan untuk dari hak cipta dari setiap musik yang diputar di aplikasi berbasis 
perpustakaan musik. Namun kenyataannya, kekhawatiran RIAA tidak dapat dibuktikan karena 
setelah lama adanya penemuan aplikasi berbasis perpustakaan musik, perusahaan label rekaman 
tidak bangkrut karena posisinya digantikan oleh aplikasi musik streaming melainkan industri 
rekaman menjadi lebih kuat dari sebelumnya. (Arditi, 2017). Tidak hanya industri musik yang 
terkena dampak dari perkembangan teknologi, industri perfilman pun mengalami hal yang sama. 
Dengan adanya perkembangan layanan streaming video terutama dengan konsep subscription 
video-on-demand (SVOD) seperti pada platform Netflix, Hulu ataupun Ilix menjadi alternatif 
lain dalam menonton televisi. Dengan kehadiran inovasi teknologi seperti layanan streaming 
video ini maka dapat mempermudah masyarakat dalam menonton film kesukaannya. Hal ini 
terlihat jelas dari cara penyajian konten yang dahulu berdasarkan jadwal menjadi sistem katalog 
sehingga penggunanya dapat menikmat saluran acara TV kapan saja tanpa terhalang oleh aturan 
main acara yang statis (Lobato, 2017). Hal serupa juga sama dengan industri musik. Kehadiran 
Evolusi Audio dan Audio Visual – Maret 2019 
 
Spotify ataupun platform sejenisnya seolah menjadi sosial media bagi para penggemar musik 
karena tiap orang bebas memilih lagu yang sesuai dengan genre mereka. Pengguna bebas 
memilih lagu yang disukainya untuk dimainkan karena penggunalah yang menentukan 
pilihannya dibandingkan seperti radio yang memutar lagu sesuai dengan kehendak pemilik 
media. Karena adanya kehendak bebas dari penggunanya, maka sebenarnya platform seperti 
Spotify mampu menganalisa personalisasi pribadi seseorang berdasarkan musik kesukaannya 
dan dapat memberikan rekomendasi musik serupa berdasarkan algoritma yang dibagun atas 
dasar behavior user (Prey, 2018).Transisi ini juga berdampak pada cara berkomunikasi seperti 
pada sektor pendidikan, pemerintahan bahkan hingga berepengaruh juga dalam sekotr-sektor 
pelayanan publik salah satunya ialah pemadam kebakaran yang membuat efektifitas dalam 
pemadaman api sehingga lebih cepat dan efisien dalam menangani kasus . (Schaitberger, Miller, 
& Morrison, 2016). 
Karena adanya royalti dari hak cipta atas konten yang dibuatnya sehingga hal ini dapat 
menjadi peluang dalam menambah pundi-pundi kekayaan. Saat ini istilah podcast atau program 
yang tersedia di internet (dapat berupa video ataupun audio) menjadi populer dan semakin 
profesional dalam menyajikan karya ke masyarakat luas (Berry, 2016). Bahkan pada bulan 
Desember 2016, Majalah Forbes menerbitkan daftar 12 bintang YouTube paling berpengaruh 
dan diperkirakan pendapatan tahunan yang didapatkan oleh mereka lebih dari 70,5 juta USD 
sehingga dapat dikatakan bahwa menjadi content creator dapat menjadi prospek pekerjaan di era 
digitalisasi seperti saat ini. (Bartl, 2018). Dengan kehadiran teknologi yang memungkinkan 
content creator untuk membagikan karya-karya podcast yang memberikan nilai jual hak cipta, 
para content creator juga dapat menysipkan ilkan dari produk-produk di dalam setiap postingan 
agar memberikan citra positif pada produk tersebut atau dalam bahasa inggris disebut 
‘endorsement’ (Lett, Kapitan, & Silvera, 2015). Youtube adalah situs web berbagi video yang 
paling populer di dunia. Situs web yang berisi sharing konten seperti ini membuka peluang baru 
agi banyak orang khususnya para generasi muda untuk memproduksi dan berbagi kreasi yang 
telah dibuatnya untuk dibagikan ke ruang publik. Kaum muda mulai menyuarakan ide atau 
suaranya pada berbagai aspek yang disebar pada platform sharing konten seperti youtube 
sehingga dapat memperbesar kekuatannya dalam mempengaruhi orang lain. Ide atau kreasi yang 
disebarkan memuat berbagai aspek salah satunya seperti pandangannya terhadap politik, 
keadilan sosial bahkan hingga gender dan seksualitas. Dengan eksistensi sharing video atau vlog 
(video blogger) membuktikan bahwa generasi muda sangat aktif dan peduli terhadap masalah-
masalah sipil untuk menemukan solusi bersama dari permasalahan yang dihadapi. (Raby, Caron, 
Théwissen-LeBlanc, Prioletta, & Mitchell, 2018). Jika Youtube khusus untuk audio visual, 
Soundcloud berdiri sebagai platform khusus untuk audio saja. Kehadiran Soundcloud diharapkan 
dapat memberikan kreasi-kreasi baru pada dunia musik yang original dan independen serta 
sebagai sarana untuk mempromosikan musik dari bebagai genre seperti musik indie yang kian 
lama menjadi trend dalam bermusik. (Maxwell, 2015). 
 
Evolusi Audio dan Audio Visual – Maret 2019 
 
Implementasi 
Adanya pemain baru pada industri musik dan perfilman ini perlu diperhatikan secara 
khusus oleh pemerintah. Fenomena inustri musik dan perfilman yang berbasis internet sudah 
bukan sesuatu yang baru sehingga perlu adanya pembuatan kebijakan atas industri ini. Peru 
diperhatikan bahwapembuatan undang-undang akan industri baru khususnya sesuatu yang 
konvensional yang bertransisi menjadi sesuatu yang di digitalisasi perlu dibuatkan hukum yang 
berlaku sehingga para pemain dari industri ini dapat berlindung di bawah payung hukum yang 
menjadi tolok ukur dalam melakukan langkah selanjutnya oleh perusahaan-perusahaan yang 
bergerak di dalamnya. Membuat undang-undang tentu tidaklah mudah, namun hal ini dapat 
dipelajari dari negara-negara lain yang telah menjadi pionir dalam industri ini seperti Canada 
(Neill, 2008) sehingga kedepannya industri musik dan perfilman berbasis internet dapat berjalan 
bersama dengan indsutri musik dan perfilman yang konvensional. 
 
Kesimpulan 
 Adanya evolusi pada audio dan audio visual memang berdampak pada industri musik dan 
perfilman saat ini. Kemudahan akses yang diberikan dengan sentuhan jari pada ponsel pintar 
dapat memudahkannya untuk diakses kapan saja dan di mana saja tanpa harus terikat pada 
jadwal rilis dari lagu ataupun film tertentu. Namun kehadiran teknologi tidak akan membuat cara 
yang konvensional menghilang, sebaliknya cara koncensional dan cara yang telah terdigitalisasi 
membuat masyarakat menjadi banyak alternatif pilihan dalam menggunakannya. 
 
Daftar Pustaka 
Arditi, D. (2017). Music Everywhere : Setting a Digital Music Trap. 
https://doi.org/10.1177/0896920517729192 
Bartl, M. (2018). YouTube channels , uploads and views : A statistical analysis of the past 10 
years, 24(1), 16–32. https://doi.org/10.1177/1354856517736979 
Berry, R. (2016). Part of the establishment : Reflecting on 10 years of podcasting as an audio 
medium, 22(6), 661–671. https://doi.org/10.1177/1354856516632105 
Lett, M., Kapitan, S., & Silvera, D. H. (2015). From digital media influencers to celebrity 
endorsers : attributions drive endorser effectiveness. https://doi.org/10.1007/s11002-015-
9363-0 
Lobato, R. (2017). Rethinking International TV Flows Research in the Age of Netflix. 
https://doi.org/10.1177/1527476417708245 
Maxwell, M. G. (2015). Machine Tool Operation, Weekly Indie Music Podcast: Independent 
Evolusi Audio dan Audio Visual – Maret 2019 
 
Music From SoundCloud Users . Journal of Radio & Audio Media, 22(2), 348–351. 
https://doi.org/10.1080/19376529.2015.1083381 
Neill, B. O. (2008). Digital Radio Policy in Canada : From Analog Replacement to Multimedia 
Convergence Digital Radio Policy in Canada : From Analog Replacement to Multimedia 
Convergence, 6529(May). https://doi.org/10.1080/19376520801978126 
Prey, R. (2018). Nothing personal: algorithmic individuation on music streaming platforms. 
Media, Culture and Society, 40(7), 1086–1100. https://doi.org/10.1177/0163443717745147 
Raby, R., Caron, C., Théwissen-LeBlanc, S., Prioletta, J., & Mitchell, C. (2018). Vlogging on 
YouTube: the online, political engagement of young Canadians advocating for social 
change. Journal of Youth Studies, 21(4), 497–514. 
https://doi.org/10.1080/13676261.2017.1394995 
Schaitberger, H., Miller, T., & Morrison, P. (2016). Voice Radio Communications Guide for the 
Fire Service, (June).